Gus Dur

51

dunia internasional. Berbagai tindakan dan pemikirannya

sempat mengundang kontroversi, namun secara umum,

di tangan Gus Dur NU membuka jalan baru untuk terlibat

dalam usaha untuk mewujudkan perdamaian dunia. Ia

menginisiasi dan mendorong berbagai dialog antar iman

(interfaith dialogue) dan kontroversinya memuncak

ketika dirinya menerima undangan untuk mengunjungi

Israel pada 1994. Pada tahun-tahun ini Gus Yahya masih

berada di Rembang. Keluarga besarnya masih merupakan

bagian dari PPP. Ayahnya pada Pemilu 1992 lolos menjadi

anggota DPR RI melalui partai tersebut.

Periode kedua kepemimpinan Gus Dur berakhir. Tensi

antara dirinya dan Soeharto terus berlanjut, bahkan semakin

tinggi. Pada Muktamar 1994, ia kembali menominasikan

dirinya untuk periode ketiga sebagai Ketua Umum PBNU.

Soeharto tentu saja tak suka. Ia mengerahkan instrumen

kekuasaannya untuk menjegal Gus Dur terpilih kembali,

mulai dari mengerahkan orang-orang terdekatnya untuk

membangun opini untuk tidak memilih Gus Dur sampai

pada instrumen kekerasan dengan berbagai intimidasi

dari militer. Namun, Gus Dur tetap terpilih kembali.

Pada periode kepemimpinannya yang ketiga ini Gus Dur

secara aktif berkonsolidasi dan membangun aliansi untuk

mengakhiri rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama

tiga dekade lebih. Gus Dur menyelenggarakan pertemuan

dengan sejumlah tokoh-tokoh berpengaruh baik secara

politik maupun intelektual (Barton, 2007).

Pada tahun-tahun berikutnya, situasi ekonomi global

semakin buruk. Asia pada khususnya diterpa krisis finansial.

Situasi ini membuat pertahanan Rezim Orde Baru semakin

rapuh. Di sisi lain upaya untuk menggulirkan reformasi

politik dari berbagai kalangan semakin gencar. Gus Dur